Lita Lestari Utami

Tanggal 27 Oktober 2011, tepat pukul 08.00 WIB di aula barat ITB tengah diadakan acara seminar pendidikan astronomi dengan tema ‘Astronomi untuk Indonesia : Menuju Terbentuknya Jaringan Pendidikan Astronomi di Indonesia’. Seminar ini diadakan untuk merayakan 60 tahun pendidikan astronomi.

Seminar ini dibuka oleh rektor ITB, Prof. Akhmaloka, Ph.D. dan tentunya dihadiri banyak pemuka astronomi di Indonesia dan yang istimewanya di hadiri pula oleh Dr. Kevin Govender, direktor IAU Global Office of Astronomy for Development. Tentunya diawali dengan cerita bagaimana sejarah pendidikan tinggi astronomi di Indonesia oleh bpk. Prof. Dr. Suhardja D. Wiramihardja.

Dari sekian banyak presentasi yang paling di ingat dan menjadi perhatian adalah presentasi bpk. Mariano Nathanel, S.Si. Yaitu bagaimana pengenalan astronomi di lingkungan sekolah menengah serta presentasi dari bapak Prof. Dr. Eng. Mikrajudon Abdullah dan Dr. Wasis, M.Si yang menerangkan bagaimana Standar Nasional Pendidikan yang terjadi selama ini dan khususnya dalam mengamati posisi ilmu astronomi di dalam standar kompetensi.

Banyak terjadi perdebatan dan saran yang membangun saat presentasi ini. Menyenangkan melihat pertahanan ada atau tidaknya ilmu astronomi dalam subyek tersendiri ataupun tidak. Ada yang memberikan saran untuk di sampaikan di mulok (muatan lokal). Ada juga dari pihak guru yang menyayangkan jika di masukan sebagai materi tambahan di Fisika sedangkan untuk pelaksanaanya dalam pengajaran seorang guru ternyata tetap membutuhkan waktu lebih untuk mengajarkan materi yang telah ada.

Perdebatan ini terjadi ketika Olimpiade Sains Nasional (OSN) mulai menghadirkan OSN ilmu astronomi kedalamanya. Hal ini menjadi perhatian karena sebelumnya memang tidak ada guru yang khusus untuk mempelajari astronomi. Sekedar mempelajari asronomi dengan materi dasar yang di ajarkan di Fisika.

Sesuai dengan tema hari itu Menuju Terbentuknya Jaringan Pendidikan Astronomi di Indonesia, membuat keberadaan ilmu astronomi lebih di perhatikan kembali dengan diadakannya jejaring yang memang akan membahas materi dasar dan silabus seperti apa yang harus ada untuk mempopulerkan ilmu astronomi di semua kalangan. Terbentuknya ide membuat forum guru, penyuluhan astronomi di kalangan SD, SMP dan SMA, membentuk kelompok astronomi di sekolah masing-masing, serta kehadiran perkumpulan astronom amatir yang juga menjadi salah satu cara penyebaran astronomi, dan yang terakhir memberikan penyuluhan di science center yang ada di wilayah Indonesia.

Minat masyarakat sekarang terhadap ilmu astronomi memang luar biasa dan membeludak. Dengan adanya seminar itu membuat kita untuk lebih bangga telah mengenal dan mempelajari ilmu astronomi baik secara professional maupun amatir.
 
Berikut dokumentasinya :

Orang hebat yang aku temuin di HAAJ, dengan basis ke amatirannya aku berharap akan selalu bergerak selamanya dalam jalur hobi dan lebih luas lagi di kenal masyarakat khususnya daerah Jakarta.

Kesempatan melihat astronom professional kayak gini ? wuih, bener-bener kesempatan langka. Meskipun tidak pernah berbicara sama semua beliau yang ada di foto. Menjadi kebanggaan tersendiri menghadiri acara bersama para astronom profesional seperti ini.





Bapak Mariano, yang menurutku keinginan dan perhatiannya terhadap astronomi untuk jenjang pendidikan sangat luar biasa semangatnya. Bisa dilihat dari pertanyaan yang beliau lontarkan sebelum acara ini dan acara sesudahnya dalam pengembangan ilmu di semua jenjang pendidikan. Sampai aku sendiri sedikit takut duduk bersebelahan sama beliau, Karena takut di tanya tanggapan sebagai seorang pelajar juga yang sedang menikmati ilmu ini. Tapi Alhamdulillah beliau baik. Bukan bertanya melainkan meminta tanggapan apa yang di sampaikan di depan cukup dimengerti atau tidak.


Ka Nita, kakak dari HAAJ meskipun baru tapi berani memberikan saran. Meskipun aku tukang nanya kalau ada acara apapun tapi khusus acara dan orang ITB, dari dulu aku tidak pernah berani untuk aktif bertanya karena bukannya saatnya bertanya tapi cukup mendengarkan. Entah alasan apa yang buat aku cukup berdiam diri. Meskipun banyak pertanyaan yang muncul di setiap pembicaraan ataupun acara di ITB. Salutlah buat ka Nita, Kakak ku paling favorit.. ^^



Kalau yang ini aku hanya tau beliau seorang guru dan dengan lantang dan tegas menolak adanya tambahan subyek astronomi secara tersendiri. Apa yang di ungkapkan beliau bisa menjadikan perhatian lebih tentang penempatan ilmu astronomi. Beliau mempertanyakan silabus yang menjadi dasar bacaan baik untuk seorang tenaga pengajar maupun anak didiknya.



Duet presentasi dari BSNP, dengan adanya presentasi ini setidaknya menjelaskan lebih jelas posisi ilmu astronomi sebenarnya di lingkungan pendidikan semua jenjang. Bagaimana seorang penulis buku sekarang di tantang untuk lebih bijak memasukan ilmu astronomi kedalam subyeknya sebagai suatu contoh yang lebih rasional dari pada hanya sebuah perumpamaan sebuah batu atau sebuah ember saja. Keberagaman ilmu astronomi dengan ilmu lainnya membuat perhatian untuk dimasukan sebagai contoh yang lebih konkret karena sekarang mulai terlahir kajian astronomi multi disiplin seperti astrobiologi, astrokimia, dll.

Terakhir, foto bersama semua peserta ‘Seminar Pendidikan Astronomi 2011’


-       Lita Lestari Utami
0 Responses

Posting Komentar