Lita Lestari Utami

“The Glorious Sound Of Freedom”
“GREEN” OUR UNLA SPIRIT “SPIRIT” Make US UNITED


Poster "The Glorious Sound of Freedom"
“The Glorious Sound of Freedom”, sebuah tulisan berartikan makna yang luar biasa mendalam dan penuh semangat. Perasaan bebas, saling memiliki dan menebarkan keceriaan ke setiap orang yang ada di sekitarnya. Itulah PENSI yang diadakan Universitas Langlangbuana Bandung, tepatnya pada tanggal 22 November 2012.

Suasana dingin yang menusuk kulit perlahan dari pagi hingga menjelang malam disebabkan rintikan air hujan yang tidak ada hentinya, tidak membuat semangat mereka akan kebebasan bermusik dan berekspresi surut seketika. Ketika musik mulai terdengar tangan, jari-jari, kaki, kepala bergerak mengikuti ritme yang dibuatnya.

Menikmati orang-orang bernyanyi, bersenandung bisik, berjoget ria, hingga mencoba menggerakkan badan akibat ritme lagu-lagu yang dibawakan menjadi pemandangan indah tersendiri bagi yang melihatnya. Kesenangan dari raut mereka yang menikmatinya benar-benar bisa menjadikan efek The Glorious Sound yang tidak dikenal menjadi menjadi terdengar dan tercerna di pikiran hingga akhir acara.

Fusce Reggae, In Cat, Harmoni Pagi, Amartha, Story So Far, Monster from My Friend, Train for Fly, dan Restrain, merupakan penyemangat bagi suasana yang serba dingin saat itu menjadi kedekatan kebersamaan yang hangat. Musik dengan berbagai genre membuat seseorang lebih peka terhadap apa yang di dengar dan menjadi wawasan tambahan secara tidak langsung. Itulah dunia music yang penuh dengan kejutan dan sensasi.

“The Glorious of Sound”, “The Glorious of Sound”, “The Glorious of Sound”. Kata penyemangat bagi pencinta musik dan tentunya dengan hadirnya Guest Star paling ditunggu-tunggu yaitu, Rocket Rockers. Penutup dan sekaligus kemeriahan yang tak akan terlupakan bagi penikmat musik hari itu. Aransemen lagu dan kontak antar penonton benar-benar terasa sangat luar biasa.

Kesuksesan acara yang dihadirkan saat itu terlihat dari antusias para penikmat musik saat itu dan panitia yang tak hentinya merangkul setiap yang ada didekatnya untuk menikmati bersama-sama. Sebuah kerjasama dan kolaborasi yang sangat indah ketika kita yang berdiam diri mampu melihat kejadian dan moment-moment penting yang mereka rasakan.

Sukses buat kawan-kawan dan panitia Pentas Seni “The Glorious Sound of Freedom” telah menyelenggarakan sebuah karya seni dan keakraban tak terencana menjadi hasil yang penuh dengan kehangatan. Sukses Kawan.

doc.LPM Momentum UNLA
doc.LPM Momentum UNLA

doc.LPM Momentum UNLA
 
doc.LPM Momentum UNLA

- Lita Lestari Utami -
Lita Lestari Utami
Kredit Photo : Devianart.com.
Terciptanya makhluk hidup di bumi dikarenakan kehadirannya sebuah atom pencipta kehidupan. Sedangkan atom pembentuk kehidupan diciptakan karena kehadirannya sebuah peristiwa ledakan besar atau yang kita kenal dengan sebutan big bang. Peristiwa big bang sendiri tercipta karena sebuah titik dimana semua dibuktikan oleh kehadiran para ilmuwan yang dianggap gila karena teorinya yang berlebihan. Kenapa hal tersebut ada? Bagaimana mereka membuktikannya sedangkan mereka tidak menyaksikan ketika berawalnya sebuah kehidupan. Hanya berasal dari sebuah coretan angka yang kemudian direka dan dibuktikan hasilnya. Maka jadilah teori yang diagungkan oleh umat semesta di dunia.
.
Isaac Newton (1727 M), menyusun sebuah teori yang dikenal dengan hukum determinisme mekanik. Dalam teori ini dijelaskan bahwa jagat raya ini dikendalikan oleh hukum mekanik, sehingga jagat raya dapat diibaratkan sebagai sebuah mesin raksasa yang beroperasi mengikuti hukum mekanika.
.
Keberadaan objek yang bisa dijangkau hingga objek yang tidak bisa dijangkau oleh seorang manusia seperti kita dimata Tuhan mampu membuktikan hal yang dulu tabu menjadi hal yang kini sudah jelas dimengerti keberadaannya. Ketika sebuah hadist menjelaskan Tuhan menciptakan bumi. Maka dengan ilmu sains kita tahu bagaimana bumi terbentuk sedangkan kita belum hadir saat itu. Proses menerka dan sok tahulah yang kita punya sebagai makhluk perasa dan egois.
.Semua hal yang ada di bumi telah ditakdirkan dan telah dirangkai sedemikian indah dalam sebuah kitab. Ketika kita mampu membuktikan bahwa apa yang tertera di kitab maka pembuktian kita adalah raja dari segala pemikiran dan keyakinan. Sains sebagai jawaban atas segalanya. Dalam pembuktiannya sains tidak membutuhkan agama karena kita mampu membuktikannya. Seberapa besar campur tangan Tuhan ketika semua pembuktian tidak memasukkan unsur Tuhan dalam pembuktiannya. Alam semesta yang begitu luas dan indahnya bisa kita jabarkan dalam pembuktian sebuah teori relativitas. Hal itu yang telah dilakukan para ilmuwan barat ketika berhasil mematahkan doktrin gereja atas teori geosentrisnya dengan teori heliosentris oleh seorang ilmuwan bernama Copernicus.
.
Mulai dari sinilah kaum ilmuwan mulai meragukan eksistensi agama termasuk kepercayaan akan adanya Tuhan yang merupakan fondasi dasar dari sebuah agama. Mereka menganggap agama hanya akan menghambat kemajuan ilmu pengetahuan atau dengan kata lain tidak ada hubungan organik antara agama dan ilmu pengetahuan. Implikasinya bisa ditebak, yaitu dengan bermunculannya ilmuwan-ilmuwan yang kemudian menjadi ateis. Mereka tidak percaya bahwa Tuhanlah yang menciptakan alam semesta. Kalaupun di antara mereka ada yang percaya bahwa Tuhan itu ada dan menciptakan alam semesta, akan tetapi hanyalah sebatas sebagai pencipta saja, tidak dalam proses pengaturan alam semesta.
.
Meski sebagian besar ilmuwan barat menolak keberadaan Tuhan, namun penemuan modern dalam bidang ilmu pengetahuan malah membuktikan sebaliknya. Salah satunya adalah penemuan yang dilakukan oleh Heisenberg termasuk Einstein dalam bidang fisika kuantum. Dalam teori ini mengemukakan bahwa pada level subatom terjadi gerakan yang tidak teratur yang disebut dengan prinsip ketidakpastian. Dengan kata lain tidak ada sebab-akibat di sini. Teori ini juga merupakan “Tamparan Keras” buat teori mekaniknya Newton yang sebelumnya begitu mendominasi teori ilmu pengetahuan.
.
Ketika sains dapat menjelaskan sesuatu yang dianggap valid, tapi pada sisi lain ketika sesuatu yang tak tidak masuk akal secara ilmu pengetahuan kemudian dianggap tidak valid dan tidak logis maka disanalah kepicikan dan kearoganan sains mulai menampak.
.
Mengutip apa yang Hawking sendiri pernah katakan, “Intelligence is the ability to adapt to change”. Tentu saja ia, dan kita juga, mesti mau untuk tidak selalu menutup sebelah mata tentang kemungkinan keberadaan Tuhan bahkan sebelum segala sesuatu itu ada. Sebelum segala sesuatu itu tercipta. Sebelum big bang itu melahirkan alam semesta. Karena apa? karena “GOD is certainly outside our concept of science and way of thinking”. Jauh melampaui yang dapat kita cerna, kaji, dan telaah secara ilmu pengetahuan. Sains dan agama adalah satu paket yang tidak dapat dipisahkan. Agama tanpa sains adalah lumpuh, sains tanpa agama adalah buta.
.
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Al-Baqoroh :164.


Sumber : Buku, The Philoshopers dari Thales Hingga An-Nafis.

Penulis : Lita Lestari Utami
Lita Lestari Utami

Sering kali kita bertanya ataupun mendapat pertanyaan ketika kita sudah dewasa, “Mengapa Ketika Hari Cerah Langit Tampak Biru ?”.
 
credit photo : arul

Pertanyaan sederhana tapi membutuhkan waktu dan logika untuk menjawabnya. Langit berwarna biru dikarenakan sebuah proses hamburan atau dikenal dengan sebutan hamburan Rayleigh (Rayleigh Scattering). Cahaya yang berasal dari matahari menumbuk molekul-molekul di udara dan kemudian terhambur ke semua arah.

Besar hamburan sangat bergantung pada frekuensi yaitu warna cahaya. Masih ingatkah kalian dengan sebutan “MeJiKuHiBiNiU” ? YA, warna biru yang berada di urutan dengan frekuensi yang tinggi dibandingkan warna merah. Cahaya berwarna biru memiliki frekuensi tinggi, terhambur sepuluh kali lebih banyak daripada cahaya berwana merah. Maka cahaya hamburan yang akan terlihat di langit adalah wana biru.

credit photo : dunia baca

Proses ini juga menerangkan mengapa ada warna merah yang indah sewaktu matahari terbenam. Ketika matahari tidak jauh dari cakrawala, cahaya harus melalui lapisan atmosfer yang lebih tebal untuk sampai ke mata kita. Selama perjalanan itu, cahaya biru terhambur, tetapi warna merah yang tidak begitu mudah terhambur, berhasil meneruskan perjalanannya sampai ke mata kita. Jadi, sekarang sudah tahukan bagaimana kita menjawab dan memahami jikalau terdapat pertanyaaan seperti ini. Bahwa langit kita berwarna tergantung dari frekuensi warna yang dihasilkan dan jaraknya ke bumi dan tentunya mata kita.


credit photo : kompas

sumber :  catatan lepas, "Spektroskopi", Rick Eraho.



- Lita Lestari Utami -