Sehari setelah seminar pendidikan astronomi Indonesia, pada tanggal 27 Oktober 2011 di tempat yang sama yaitu, aula barat ITB diadakan seminar HAI (Himpunan Astronomi Indonesia) 2011. Acara ini dilaksanakan dua tahun sekali. Alhamdulillah dua tahun tahun lalu pun (tahun 2009) mengikutinya sebagai pelajar SMA dan sekarang mengikuti kembali (tahun 2011) sebagai mahasiswa.
Acara ini dibagi dua ruang yaitu kelas A dan kelas B. Tepat di kelas A untuk materi popularisasi dan promosi astronomi. Sedangkan kelas B di isi dengan materi yang cukup berat (bagi yang memang mengerti) karena kita akan mendengar hasil-hasil TA (Tugas Akhir) para mahasiswa dan penelitian lanjut dari beberapa para astronom profesional.
Sebenarnya sangat di sayangkan jika tidak melihat dan duduk mendengar materi di kelas B. Karena kesempatan mendengarlkan materi berat dan belum pernah di dengan sebagai amatir bisa kita dengar saat itu juga. Tapi entah kenapa lebih tertarik dari awal di kelas A. Karena jujur dari bahasa dan alur, akan lebih dimengerti dan sebagai orang yang suka menulis dirasakan akan lebih baik tetap berada dikelas ini.
Di kelas A, presentasi pertama di buka dari komunitas astronomi bandung yang dikenal dengan sebutan Langit Selatan. Senang rasanya telah mengenal beliau semua yang tergabung di komunitas tersebut. Sangat-sangat ramah dan bisa di bilang tidak membedakan antara yang sudah profesional dengan yang amatir seperti saya ^^ khususnya mas Sungging. Langit Selatan merupakan komunitas dengan eksistensinya menyebarkan ilmu astronomi secara cuma-cuma di dunia maya. Keinginan ku menulis seperti ka Avivah benar-benar menjadi inspirasi. Meskipun setiap tulisan ku bersifat sederhana dan tidak dipenuhi dengan istilah astronomi berat. Tapi dengan melihat kemampuan dan niat kakak di Langit Selatan yang mau menyebarkan ilmu secara gratis. Membuat semangat ku menulis jadi lebih pede. Meskipun yang baru bisa aq hadirkan adalah materi dasar sesuai dengan kesimpulan dari sebuah bacaan yang aku baca (kesimpulannya semoga artikelnya jauh dari kesalahan… hhe).
Benar saja, selama mendengar materi di kelas A banyak sekali yang ingin dibahas dan berkeinginan untuk dibuat artikelnya, termasuk perhatian ku terhadap ‘Astronomi dalam Budaya Sunda’ yang dipaparkan bapak Suhardja D. Wiramihardja. Betapa banyak info yang sebelumnya tidak diketahui mengenai kebudayaan ini yang bercampur dengan kajian astronomisnya.
Sedikit saja dibahas, di budaya Sunda tidak hanya dikenal dengan sebutan ninik antehnya saja tapi ada penetuan waktu selama dua puluh empat jam dengan melihat dan mendegar kejadian alam disekitar masyarakat terdahulu saat itu. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Sunda kuno telah mengenal benda langit – astronomis, untuk menunjukkan dan memberi nama-nama waktu dalam satu hari.
Disesi kelas A juga, kita bisa melihat perkembangan roket air buatan yang dilakukan salah satu anggota HAAJ (Ka Ronny Syamara) bersama tim Langit Selatan. Serta roket baru yang diluncurkan bersama bukunya, dengan kebesaran hati beliau diberikan nama Marsiano Launcher dengan maksud mengenang alm. mas Ian oleh ka Aldino A. Baskoro.
Kelas A di sesi pertama di moderatori Pak Widya Sawitar (pembina HAAJ). Sedangkan sesi kedua di moderatori oleh bapak T. Djamaluddin. Beliau aku kenal dari presentasinya tentang kajian ayat kauniyah dalam beberapa aspek astronomi. Benar-benar subhanallah. Jadi kuputuskan untuk tetap di kelas A sampai akhir presentasi. Di sesi kedua di bahas juga mengenai pengamatan hilal di Indonesia dengan berbagai metode. Di hadiri juga dari BMKG dalam menginformasikan hilal kepada masyarakat selama ini.
Berikut dokumentasinya :
Foto peserta HAI tahun 2009
Foto peserta HAI tahun 2011
- Lita Lestari Utami -
Posting Komentar